Sabtu, 22 Agustus 2009

Penutup

Hipokalsemia pada sapi perah adalah kasus yang sering terjadi, dengan perkiraan angka kejadian 5-10 % di seluruh negara (Horst, 1986). Hal ini disebabkan karena kehabisan cadangan kalsium karena perkembangan dari keseimbangan kalsium negatif pada kebuntingan yang lambat atau pada waktu terjadinya mastitis yang disebabkan oleh bakteri E. coli, kelahiran dan injeksi antibiotik aminoglycosida melalui intravena (Morin, 2004). Selama periode sebelum kelahiran kebutuhan kalsium meningkat, kebutuhan kalsium yang meningkat dapat mengakibatkan terjadinya subklinikal dan klinikal hipokalsemia. Sebelum kelahiran sapi mengalami supresi imun secara signifikan (Kimura et al, 2006). Saat post estrus, hipokalsemia sangat jarang terjadi dan merupakan sindrom pada sapi perah yang terjadi setelah akhir dari gejala estrus berlangsung.

Alasan yang tepat untuk sindrom ini tidak diidentifikasi pada sapi, tetapi alasan yang paling mungkin terjadi berdasarkan pada pertanyaan kalimat diatas dapat disebabkan karena supresi imun karena stres dan shock yang mengrah pada kehilangan sel imun pada simpanan kalsium intraseluler(Kimura et al, 2006). Pada kasus yang lain, depresi terhadap nafsu makan terjadi karena meningkatnya kadar estrogen dalam darah yang mengakibatkan serangan presipitasi hipokalsemia selama periode estrus berlangsung. Selain itu. Level estrogen yang melonjak saat estrus dapat bertentangan dengan mobilisasi kalisum pada tulang (V agg et al, 1981). Kadang-kadang tidak ada sejarah estrus atau perkawinan tetapi ketika dilakukan pemeriksaan reproduksi yang merupakan sebagai salah satu bagian dari pemeriksaan fisik, ada tanda-tanda gejala estrus, kondisi uterin ; sebuah folikel atau korpus hemoragikum dimana terdapat sebuah folikel dan terkadang ada mukus bening dari saluran reproduksi. Pada kasus hipokalsemia non parturient, pemberian infus kalsium boroglukonat melalui intravena diperlukan, seperti kasus diatas. BCS dari kasus ini sangat baik dan adanya simpanan lemak yang berlebihan dapat menjadi sebuah faktor resiko terjadinya serangan hipokalsemia pada sapi.


Cockcroft, P.D. and P. Whiteley, 1999. Hypocalcemia in 23 ataxic/recumbent ewes; clinical sign and likelihood rations. Vet, Rec., 144; 529-532. Veterinary record.bvapublications.com/content/vol 144/issue19/ondex.dtl.

Goff, J.P., J.M. Sanchez and R.L. Horst, 2005. Hypocalcemia; Biologicak effects and strategies for prevention. Nutrition Conference, University of Tennessee, Departement of Animal Science, UT Extension and University Professional and Personal Development, pp; 6. www.tennesseenutritionconference.org/pdf/Proceedings2005/JeffGoff.pdf. www.cipav.org.co/lrrd/lrrd20/4/corra20059.htm-427k.

Horst, R.L., 1986. Regulation of Calcium and Phosphorus Homeostatis in Dairy Cows. J. Dairy Sci., 69 (2) ; 604-616. Jds.fass.org/cgi/content/abstract/69/2/604?ck=nck.

Kimura, K., T. A. Reinhardt, and J. P. G off, 2006. Partuition and Hypocalcemia Blunts Calcium Signal In Immune Cells of Diary Cattle. J. Dairy Sci., 89 (7); 2588-2595. www.ucm.es/BUCM/compludoc/W/10606/00220302_1.htm-42k.

Morin, D. E., 2004. Beyond Antibiotics-what else can we do? NMC Annual Meeting Proceedings, pp; 13-23. www.nmconline.org/articles/antib.pdf.

Radostis, O.M., C.C. Gay, K. W. Hinchcliff and P. D. Constable, 2007.Veterinary Medicine.10th Edn. Published by Saunders Company, ISBN;10;70 20 2777 4 Printed in Spain,pp; 80-81.

Risco, C. A., 2004. Managing the Postpartum Cow to Maximize Pregnancy Rates. Proceedings 2004 Florida Dairy Reproduction Road Show, pp; 10-23. Dairy.ifas.ufl.edu/files/drs/2004/Postpartum.pdf.

Sevinga, M., H. W. Barkema and J. W. Hesselink, 2002. Serum Calcium and Magnesium Concentrations and the use of a calcium-magnesium borogluconate solution in the treatment of Frisian mares with retained placenta. Theriologenology, 57 (2); 941-947, 11991396 (P, S, E, B).

Vagg, M.J., W.M. Allen, D.C. Davies, B.F. Sansom, H.J.Edwards, J.M. Pottand C.J. Rileys, 1981. Fieldtrial to determine the efficacy of 2 doses of 1 alphahydroxycholecalciferol in the prevention of milk fever. Vet. Rec., 109 (13); 273-275.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar