Selasa, 01 September 2009

Waktu Estrus Sapi

PENGARUH KECUKUPAN NUTRISI TERHADAP WAKTU ESTRUS POSTPARTUM SAPI BRAHMAN CROSS

Sapi Brahman Cross

Persilangan dari:

Brahman (50%)

Hereford (25%)

Shothorn (25%)

Ciri-ciri:

*ukuran tubuh besar, panjang dg kedalaman tbh sedang

*kaki panjang sampai sedang

*warna rambut abu-abu muda, merah dan hitam

*kepala panjang, telinga bergantung

*ukuran tanduk sedang lebar dan besar

*kulit longgar, halus dan lemas dg ketebalan sedang

*ukuran ponok pada jantan besar tapi pada telinga kecil

*gelambir lebar tumbuh sampai di bawah tali pusar

Keunggulan:

*Tahan terhadap suhu lingkungan yang tinggi

*Tahan terhadap caplak dan kutu

*Adaptif terhadap lingkungan tropis yang kering

*Menyukai pakan yang sederhana

Kendala Reproduksi:

Waktu lama estrus yang pendek (6,7 ± 0,8 jam)

Sulit dikenali saat birahi ( gejala birahi relatif lemah)

Induk/dara lebih banyak menunjukkan aktivitas seksual pada malam dan pagi hari daripada waktu siang hari

Ovulasi tertunda

Estrus Postpartum

Interval antara partus dan birahi pertama pada sapi potong sesudah partus.

Normal : 30-50 hari (rata-rata 35 hari)

Aktivitas: Involusi uteri,involusi uteri berakhir uterus normal mampu hasilkan Prostaglandin F2a yg cukup, menghancurkan CL dan mengecil shg ovarium aktif kembali dlm mengembangkan folikel baru

Faktor-faktor yg mempengaruhi waktu anestrus postpartum:

Umur induk

Bangsa hewan

Lingkungan

Genetik

Laktasi tinggi dan pedet yg menyusu induk terus menerus

Nutrisi (kurang dan kualitas rendah)

Infestasi parasit

Penyakit reproduksi

SKT rendah bibawah 2

Sapi pluripara

Partus abnormal

Nutrisi

Pakan:

Bahan makanan hijauan (hijauan segar dan kering)

Makanan penguat (konsentrat: dedak, katul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ketela pohon)

Makanan tambahan (provit A dan Vit.D, feed suplement, minyak ikan)

Kebutuhan Zat-zat makanan

Protein

F/ memperbaiki dan menggantikan sel tubuh, pertumbuhan, reproduksi (hijauan Leguminosa, makanan penguat)

Lemak

F/Sbr energi, pembawa vit A, D, E dan K (bungkil kc tnh, k. klp, b. kc kedelai)

Karbohidrat

F/ sbr energi dan pbtkan lemak (serat kasar, jagung, bahan2 yg byk mgd pati, gula dan makanan butiran lain.

Mineral (Na, Cl, Ca, P, S, Mn, Cu, Zn, Se)-padi2an dan feed suplemen

F/ pbtkan jar.tulang, penyerapan dan pencernaan makanan, reproduksi)

Vitamin (hijauan dan feed suplemen A dan D)

F/ mempertahankan kekuatan tubuh, memajukan kesehatan dan reproduksi,

Air

F/mengatur sh tbh, bantu pencernaan, mengeluarkan bahan2 yg tdk berguna

Kendala di indonesia pada waktu musim kemarau dalam ketersediaan hijauan

asupan nutrisi kurang--- kebutuhan tidak tercukupi

sapi sblm bunting

bunting,

Setelah melahirkan

Asupan nutrisi berlebihan:

* pemborosan

Anestrus, ovarium kecil ---perlekatan pd ovarium dan bursa ovarii, menghambat ovulasi dan transport ovum

SKT dibawah 2 ( waktu anestrus postpartum yg lama) optimum u/ reproduksi 3,0-3,5 (skala 1-5)

Panjangnya waktu anestrus postpartum

Nutrisi yg rendah---fungsi organ reproduksi dan hormonal tdk optimal---proses involusi uteri dan pemulihan terhambat---waktu anestrus postpartum panjang---efisiensi reproduksi berkurang---kerugian bagi peternak

PIOMETRA pada Sapi

Piometra

berasal dari kata pioo artinya nanah dan metra artinya uterus

peradangan yang kronis dari mukosa uterus ( endometrium ) yang ditandai dengan adanya pengumpulan nanah dalam uterus,

Etiologi

# kontaminasi pada uterus, meliputi masalah kelahiran, retensi plasenta, atau kontaminasi selama breeding

# sapi bunting dan fetus yang mati yang kemudian mengalami maserasi

# Bakteri dan jamur yang dapat menginfeksi uterus antara lain E. Coli, streptococcus, staphylococcus, Pseudomonas aeroginosa, Champylobacter piogenes, Aspergillosis, dan Candida

Gejala klinis

# tidak terdapat cairan purulent yang keluar dari vagina, hal ini dikarenakan terjadi penutupan cincin servix akibat dari proses hormonal yang terganggu.

# rasa sakit pada abdominal

# efek sistemik ( letargi, depresi, anoreksia, polyuria, polydipsia, dan muntah )

# anestrus karena adanya korpus luteum persisten

Pengaruh pada siklus reproduksi

# Piometra ditandai dengan adanya corpus luteum yang dapat menimbulkan anestrus pada sapi.

Diagnosa

# anamnesa

# pemeriksaan fisik : pembesaran perut yang simetris, badan kelihatan kurus dengan bulu yang kusam, pada saat sapi berbaring, akan keluar kotoran berupa nanah dari lubang vagina.

# eksplorasi rektal : jika uterus ditekan akan berfluktuasi karena ada tekanan balik dari cairan dalam uterus, tidak ditemukannya karunkula, tidak ditemukannya fetus dalam uterus.

# Ultrasonografi : kenaikan diameter uterus

# Radiografi : tekanan usus ke kranial dan pergerakan dorsal dari kolon

# Hematologi : kenaikan jumlah leukosit

Diferensial diagnosa

# kebuntingan, hidrometra, tumor sel granuloma, perimetritis

Patogenesis

# partus disertai dengan adanya retensi sekundinarium atau karena distokia tanpa penanganan yang baik

# endometritis akut

# tidak diobati

# Endometritis kronis

# penimbunan nanah

# inseminasi buatan pada induk yang sedang bunting

# mikroorganisme Masuk

# fetus tertular

Kematian fetus dan hancurnya fetus berbentuk nanah dan menimbun sebagai piometra.

# pertolongan distokia dengan alat-alat kebidanan

# luka pada uterus karena tertusuk

# piometra

Treatment

# Irigasi uterus dengan 100ml iodine 2 %.

# enukleasi CLP

# injeksi PGF2α

# antibiotik secara intramuskular

Pencegahan

# bila pada kelompok ternak ditemukan penyakit ini, maka pelaksanaan perkawinan pada betina lainnya diistirahatkan.

Dampak eknomi dari piometra

# berkurangnya pedet yang lahir dalam satu tahun

# pedet yang dihasilkan dari induk yang mengalami penyakit menular kelamin, dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut kepada ternak lain

# biaya pengobatan, perawatan yang cukup besar

KESIMPULAN

# Piometra pada sapi dapat menyebabkan gangguan reproduksi berupa anestrus yang dapat memberikan kerugian yang cukup besar pada peternak karena jarak lahir pedet yang tidak maksimal.