Selasa, 10 Juni 2008

Cacingan, cacing pita (taeniasis) bisa menyebabkan kematian

Taeniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing pita yang tergolong dalam genus taenia pada manusia. Cacing pita yang dikenal sampai saat ini yaitu Taenia saginata, Taenia solium, dan Taenia asiatica. Infeksi oleh bentuk larva Taenia solium (sistiserkus selulosa) pada manusia disebut sistiserkosis. Sedangkan istilah neurosistiserkosis digunakan untuk infeksi oleh larva yang mengenai sistem saraf pusat.
Hospes definitif dari Taenia sp adalah manusia. Pada Taenia solium, manusia juga berperan sebagai hospes perantara. Selain manusia, hospes parantara untuk Taenia solium adalah babi. Taeniasis dapat terinfeksi melalui daging babi yang mengandung larva. Sedangkan penularan sistiserkosis terjadi melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh telur Taenia solium. Penularan juga dapat terjadi secara autoinfeksi. Misalnya langsung melalui anooral akibat kurangnya kebersihan tangan penderita taeniasis solium atau melalui autoinfeksi internal akibat adanya gerakan antiperistaltik dari usus maupun pemakaian obat taeniasidal.
Parasit ini berupa larva yang berbentuk gelembung pada daging babi atau berbentuk butiran-butiran telur pada usus babi. Jika seseorang memakan daging babi tanpa dimasak dengan baik, maka dinding-dinding gelembung ini akan dicerna oleh perut manusia, dan larva-larva itu kemudian akan tumbuh di usus manusia. Peristiwa ini akan menghalangi perkembangan tubuh dan akan membentuk cacing pita yang panjangnya bisa mencapai 10 kaki, yang menempel di dinding usus dengan cara menempelkan kepalanya lalu menyerap unsur-unsur makanan yang ada di lambung. Hal itu bisa menyebabkan seseorang kekurangan darah dan gangguan pencernaan, karena cacing ini dapat mengeluarkan racun.
Cacing pita Taenia solium, berukuran panjang kira-kira 3-5 meter dan kadang-kadang sampai 8 meter. Cacing ini seperti cacing Taenia saginata, terdiri dari skoleks, leher dan srobila, yang terdiri dari 800-1000 ruas proglotid. Skoleks yang bulat berukuran kira-kira 1 milimeter, mempunyai 4 buah batil isap dengan rostelum yang mempunyai 2 baris kait-kait, masing-masing sebanyak 25-30 buah. Kait besar (dalam satu baris) mempunyai panjang 140-180 mikron dan yang kecil (dalam baris yang lain) panjangnya 110-140 mikron. Seperti Taenia saginata, strobila terdiri dari rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur), dewasa (matur) dan mengandung telur (gravid). Gambaran alat kelamin pada proglotid dewasa sama dengan Taenia saginata, kecuali jumlah folikel testisnya lebih sedikit, yaitu 150-200 buah. Proglotida yang bunting memiliki panjang 10-12 x 5-6 mm. Bentuk proglotid gravidnya mempunyai ukuran panjang hampir sama dengan lebarnya. Uterus mempunyai cabang pada masing-masing sisi. Jumlah cabang uterus pada proglotid gravid adalah 7-12 buah pada satu sisi. Lubang kelamin letaknya bergantian selang-seling pada sisi kanan dan kiri strobila secara tidak beraturan.
Siklus hidup. Mirip dengan T. saginata, telur T. Solium keluar dari celah sobekan pada proglotid. Telur tersebut bila termakan oleh hospes perantara yang cocok, maka dindingnya akan dicerna yang kemudian embrio heksakan keluar dari telur dan menembus dinding usus serta masuk ke saluran getah bening atau darah. Embrio heksakan kemudian ikut aliran darah dan dan menyangkut di jaringan otot. Hospes intermedier adalah babi. Cysticercus (cysticercus cellulosae/ cysticercus inermis) terutama berkembang di otot skelet, otot jantung, masseter dan lidah. Cysticercus memiliki ukuran 20 x 10 mm dan infektif + 9 –10 mg. Manusia terinfeksi karena memakan daging yang mengandung cysticercus yang kurang masak. Cysticercus ini menyebabkan suatu kondisi yang dikenal dengan bintil pada babi. Manusia dapat bertindak sebagai hospes intermedier dan terinfeksi karena makan makanan yang terkontaminasi telur cacing atau autoinfeksi karena adanya peristaltic usus yang membalik. Cysticercus pada manusia mula-mula berkembang di jaringan subkutan, tetapi yang terpenting adalah di otak dan jaringan mata. Kerusakan yang hebat dapat terjadi di otak dan mengakibatkan sakit, lumpuh, kejang-kejang serta dapat menyebabkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar